Ramai-ramai "Menggunting" Mafia Cabai Rawit Merah
- kontakpf
- Mar 7, 2017
- 5 min read
Harga cabai rawit merah melonjak liar | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Makassar

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan pihaknya mendukung pemerintah dalam mengusut permainan nakal dalam rantai distribusi cabai rawit merah.
Namun demikian, IKAPPI menyebut kecil kemungkinan adanya penahanan pasokan cabai rawit merah segar oleh pengepul dan bandar, karena karakteristik cabai mudah rusak dan tidak tahan lama.
"Menurut saya sikap KPPU bisa dijadikan dasar untuk mengevaluasi terkait produksi pertanian. Jika saja pasokan cukup tidak akan muncul para spekulan seperti ini, ini karena produksi turun," ujarnya.
Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, puluhan tahun persoalan rantai distribusi tak tersentuh oleh pemerintah. Akibatnya harga pangan pokok kerap melambung dan sulit dikendalikan.
"Sudah puluhan tahun itu (rantai distribusi) dibiarkan dan dikelola oleh swasta dalam artian menjadi mekanisme pasar mereka," ujar Djarot.
Menurutnya, yang harus dipahami oleh masyarakat adalah diperlukan waktu dan proses dalam memperbaiki tata kelola pangan saat ini.
"Yang harus diingatkan, sesuatu yang sudah mapan jika mau diubah butuh waktu dan proses inilah yang sekarang masih terus terjadi," papar Djarot.
Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, investigator KPPU terus mendalami masalah gejolak harga cabai rawit merah yang belum usai hingga kini. Terhitung dari Desember 2016 hingga sekarang harga cabai rawit merah masih bertahan pada level Rp 100.000 per kilogram. Bahkan di beberapa daerah menyentuh Rp 140.000 hingga Rp 165.000 per kilogram.
"Kenaikan melebih harga yang seharusnya, ada di kawasan seperti Jabodetabek, Sumatera Barat sampai Rp 140.000 hingga Rp 165.000 per kilogram," ujar Syarkawi kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Syarkawi menegaskan, pada wilayah yang permintaan konsumen tinggi terhadap cabai rawit merah, maka akan rawan terjadi penyimpangan distribusi dan rantai pasok cabai rawit merah.
"Rantai pasokan setelah petani ada pengepul, pengepul besar, bandar, retailer baru konsumen. Bandar ini, diduga bisa memainkan harga," ungkapnya.
Menurutnya, jika bandar melakukan penahanan pasoka cabai ke tingkat pasar, maka secara langsung harga akan naik.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono Kamino, mengatakan kenjanggalan kenaikan harga cabai rawit merah telah terjadi saat Januari 2017. Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit merah sangat liar pergerakannya.
"Harganya ekstrem, melebihi harga daging. Satu kilogram daging Rp 80.000, cabai sampai Rp 160.000," kata Spudnik.
Walaupun produksi tengah terganggu musim hujan, tetapi jumlah produksi masih stabil dan luas lahan canai rawit merah masih bisa berproduksi dengan cukup.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Terus Dalami Kartel Cabai Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan terus mendalami praktik kartel komoditas cabai rawit merah di Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pihaknya bersama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia (Bareskrim Polri) akan menumpas habis praktik kartel cabai.
"Kasus kemarin itu di samping panjang (rantai pasoknya), juga disimpan di gudang. Kalau disimpan itu namanya kartel, padahal orang butuh," ujar Amran di Kementan, Jakarta, Senin, (6/3/2017).
Tindakan melanggar hukum tersebut menyebabkan harga cabai rawit merah melonjak tidak terkendali dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami minta ditindak tegas jangan diberi ampun, seperti kemarin ada (praktik) oplos pupuk dan beras, sekarang cabai. Kami minta dibongkar sampai akar-akarnya," tegasnya.
Hal itu dikarenakan adanya pasokan cabai yang berkurang akibat perbuatan beberapa pelaku usaha yang mengalihkan pasokan cabai rawit merah ke industri dengan jumlah yang besar dan membuat kelangkaan pasokan stok cabai rawit merah di pasar.
Belakangan, Kepolisian telah menetapkan tiga tersangka pelaku permainan harga cabai rawit merah, ketiga tersangka tersebut merupakan pelaku usaha dalam distribusi cabai rawit merah yang berperan sebagai pemasok cabai rawit merah.
Dari hasil identifikasi, ditemukan setidaknya sembilan pelaku usaha (pemasok) yang melakukan penetapan harga cabai rawit merah dengan harga tinggi, dan terdapat tujuh industri yang menerima cabai rawit merah segar dari supplier.
Hal itu dikarenakan adanya pasokan cabai yang berkurang akibat perbuatan beberapa pelaku usaha yang mengalihkan pasokan cabai rawit merah ke industri dengan jumlah yang besar dan membuat kelangkaan pasokan stok cabai rawit merah di pasar.
Belakangan, Kepolisian telah menetapkan tiga tersangka pelaku permainan harga cabai rawit merah, ketiga tersangka tersebut merupakan pelaku usaha dalam distribusi cabai rawit merah yang berperan sebagai pemasok cabai rawit merah.
Dari hasil identifikasi, ditemukan setidaknya sembilan pelaku usaha (pemasok) yang melakukan penetapan harga cabai rawit merah dengan harga tinggi, dan terdapat tujuh industri yang menerima cabai rawit merah segar dari supplier.
Akhir tahun 2016 hingga awal 2017 menjadi momen bersejarah bagi komoditas penting negeri ini yaitu cabai rawit merah.
Bukan tanpa alasan pada awal tahun ini disebut sebagai momen bersejarah. Harga cabai rawit merah yang melonjak liar menjadi penyebabnya. Bahkan tercatat pernah mencapai Rp 200.000 per kilogram di Segiri, Kalimantan Timur.
Pemerintah dibuat pusing oleh kenaikan harga cabai yang tak terkendali. Kementerian Pertanian (Kementan) pun melakukan pengecekan di berbagai sentra cabai rawit merah.
Hasilnya, komoditas tersebut tersedia dan tidak mengalami kelangkaan. Hanya mengalami penurunan produksi akibat hujan di wilayah sentra cabai rawit merah. Lalu apa penyebab mahalnya harga cabai rawit merah ?
Baru-baru ini masyarakat diberikan fakta oleh pemerintah ada praktik tidak bertanggung jawab dan melanggar hukum yang menjadi sebab melonjaknya harga cabai rawit merah.
KPPU Terus Dalami Praktik Kartel Komoditas Cabai | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Makassar
Syarkawi menegaskan, pada wilayah yang permintaan konsumen tinggi terhadap cabai rawit merah, maka akan rawan terjadi penyimpangan distribusi dan rantai pasok cabai rawit merah.
"Rantai pasokan setelah petani ada pengepul, pengepul besar, bandar, retailer baru konsumen. Bandar ini, diduga bisa memainkan harga," ungkapnya.
Menurutnya, jika bandar melakukan penahanan pasoka cabai ke tingkat pasar, maka secara langsung harga akan naik.
"Mereka memang tidak bisa menahan lama pasti, karena sangat cepat rusak. Misalkan dengan dua hari sudah lumayan. Apalagi diatur terus pembelian dan penjualannya dari waktu ke waktu," jelasnya.
Berdasakan Pusat Informasi Haga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Senin (6/3/2017) harga cabai rawit merah di Jakarta Rp 150.000 per kilogram, angka tersebut menjadi harga tertinggi di Indonesia. Kemudian, terendah ada di Provinsi Aceh sebesar Rp 27.750 per kilogram.
"Kenaikan melebih harga yang seharusnya, ada di kawasan seperti Jabodetabek, Sumatera Barat sampai Rp 140.000 hingga Rp 165.000 per kilogram," ujar Syarkawi kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Dia menegaskan, komoditas cabai mengalami masalah pada bagian hulu yang produksinya turun hingga 30 persen pada saat musim hujan lalu.
Menurutnya, ada oknum yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan kondisi penurunan produksi untuk meraup keuntungan yang berlebih.
Dari perhitungan KPPU pada saat produksi berkurang kemungkinan kenaikan harga cabai tidak lebih dari Rp 100.000 per kilogram.
Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, investigator KPPU terus mendalami masalah gejolak harga cabai rawit merah yang belum usai hingga kini.
Terhitung dari Desember 2016 hingga sekarang harga cabai rawit merah masih bertahan pada level Rp 100.000 per kilogram. Bahkan dibeberapa daerah menyentuh Rp 140.000 hingga Rp 165.000 per kilogram.
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tengah mendalami praktik kartel komoditas cabai rawit di Indonesia.
( Baca : Rombongan Raja Salman Diam-diam ke Banten )
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tengah mendalami praktik kartel komoditas cabai rawit di Indonesia | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Makassar
Abdullah mendorong KPPU agar menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah memotong rantai distribusi pangan dengan langsung mendistribusikan cabai rawit merah ke pasar. Bila hal itu berhasil, maka harga cabai tidak semahal sekarang.
Sementara itu untuk gula, Abdullah bilang dugaan KPPU bahwa distributor gula bermain memang patut didukung. Sebab Ikappi juga menemukan hal yang sama di lapangan. Namun ia lebih menyoroti peran Perum Bulog dalam mendistribusikan gula ke pasar. Selama ini Bulog ternyata tidak langsung ke konsumen tapi melalui pihak ketiga.
Nah, justru dengan masuknya pihak ketiga membuat rantai distriubsi gula menjadi panjang. Dan itulah salah satu penyebab harga tetap tinggi.
Meskipun mendukung, tapi Ikappi meragukan faktor utama kenaikan harga cabai disebabkan permainan bandar di pasar induk. Pasalnya, sudah banyak pasar kecil yang tidak lagi bergantung pada pasar induk dalam mendapatkan pasokan cabai mereka. Sebab banyak pedagang yang sudah langsung mendapatkan pasokan cabai dari petani atau pengepul.
"Tapi kalau benar para bandar itu memainkan harga, maka kami dukung agar ditindak tegas," imbuhnya.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan pihaknya mendukung upaya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menelusuri dugaan kartel di penjualan cabai. Namun ia mengingatkan agar pemerintah mengakui adanya penurunan produksi cabai sekitar 30%, bahkan menurut IKAPPI penurunan produksi malah mencapai 40%.
"Justru kenaikan harga cabai itu terjadi karena panjangnya rantai distribusi, jadi pemerintah gagal memotong rantai distriubsi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (6/3).
Comments